mathaijoseph – Strauss Zelnick, CEO Take-Two Interactive. Berbicara tentang pandangannya mengenai teknologi kecerdasan buatan (AI) pada Paley International Council Summit baru-baru ini. Meskipun ia mengakui bahwa AI bisa membawa efisiensi bagi studio game. Zelnick menekankan bahwa teknologi ini tidak dapat menggantikan kreativitas manusia dalam menciptakan game hits. Pandangannya menyoroti perbedaan mendasar antara kemampuan AI untuk memprediksi dan kemampuan manusia untuk berinovasi.
“Baca Juga: AMD Rebrand Ryzen 7000 Series, Bawa Inovasi dan Performa Baru”
AI Tidak Bisa Menciptakan Game Hits, Menurut Zelnick
Dalam acara tersebut, Zelnick menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam industri game, terutama dalam hal pengolahan data besar dan analisis prediktif. Namun, ia menegaskan bahwa AI hanya bisa memberikan wawasan berdasarkan data yang ada, sementara kreativitas manusia dapat menciptakan hal-hal baru yang belum ada dalam data. Menurutnya, AI hanya bekerja berdasarkan data set yang sudah ada, yang berarti teknologi ini tidak bisa menghasilkan ide-ide orisinal yang diperlukan untuk menciptakan game yang benar-benar sukses.
Zelnick membedakan antara AI yang menganalisis data dan kreativitas yang menciptakan hal-hal baru. “AI hanya melihat ke belakang dan membuat prediksi. Sedangkan kreativitas melihat ke depan dan menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya,” kata Zelnick. Ia menambahkan bahwa meskipun AI dapat melakukan tugas-tugas tertentu dengan baik, seperti analisis data yang jelas, teknologi ini kurang efektif ketika data yang tersedia terbatas atau ambigu.
AI Sebagai Trik Sulap yang Akan Jadi Biasa
Menurut Zelnick, AI saat ini terlihat mengesankan karena merupakan kombinasi dari data besar dan algoritma yang canggih. Namun, ia memprediksi bahwa seiring waktu, AI akan menjadi lebih biasa dan tidak lagi menciptakan kekaguman. “Orang-orang akan terbiasa dengan teknologi ini, seperti kita terbiasa menggunakan Google,” ujarnya. Zelnick menganggap AI sebagai “trik sulap” yang akan menjadi hal biasa seiring berjalannya waktu. Meskipun ia menghargai potensi AI dalam berbagai industri, ia juga menyadari bahwa teknologi ini memiliki keterbatasan, terutama dalam hal kreativitas.
AI Tidak Akan Mengurangi Lapangan Kerja, Justru Meningkatkan
Zelnick juga memberikan pandangan mengenai dampak AI terhadap lapangan kerja. Ia memprediksi bahwa AI tidak akan mengurangi jumlah pekerjaan, melainkan akan menciptakan peluang kerja baru. Ia mengutip perumpamaan dari sejarah Amerika Serikat untuk mendukung pandangannya. Pada tahun 1865, 65% tenaga kerja Amerika bekerja di sektor pertanian. Namun, saat ini, hanya 2% yang bekerja di sektor tersebut, meskipun sektor pertanian mampu mencukupi kebutuhan pangan Amerika Serikat dan dunia. Zelnick menyatakan bahwa teknologi baru cenderung mengubah cara kita bekerja, bukan menghilangkan pekerjaan itu sendiri.
“Baca Juga: Baldur’s Gate 3 Versi Nintendo Switch 2 Sedang Dalam Pengembangan”
Pandangan Strauss Zelnick Terhadap AI: Sebuah Evaluasi Kritis
Secara keseluruhan, Strauss Zelnick menunjukkan pandangan yang cukup kritis namun realistis terhadap perkembangan AI. Meskipun ia mengakui manfaat teknologi ini dalam efisiensi dan prediksi, ia juga menyadari bahwa AI tidak dapat menggantikan nilai-nilai kreatif yang dibutuhkan dalam industri game. Zelnick tetap optimis terhadap peran AI dalam meningkatkan produktivitas dan membuka peluang kerja baru, tetapi ia menekankan bahwa kemampuan manusia untuk berinovasi tetap tidak tergantikan oleh mesin.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan seimbang, Zelnick menunjukkan bahwa meskipun AI memiliki potensi besar, kita harus tetap mempertahankan kreativitas manusia sebagai faktor utama dalam menciptakan karya-karya yang luar biasa.





Leave a Reply