mathaijoseph – Meta telah merekrut Andrew Tulloch, salah satu pendiri Thinking Machines Lab, untuk memperkuat divisi kecerdasan buatan (AI) mereka. Tulloch, yang sebelumnya sempat menolak tawaran besar dari Meta, kini memilih bergabung dengan perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckerberg. Keputusan ini diumumkan oleh Thinking Machines Lab, perusahaan startup AI yang ia dirikan. Menurut juru bicara Thinking Machines Lab, Tulloch memilih jalur baru karena alasan pribadi. Meski sebelumnya ada kabar bahwa Meta berusaha mengakuisisi perusahaan tersebut.
“Baca Juga: Purbaya Yudhi Sadewa Yakin Investasi 2025 Capai Rp 1.905,6 Triliun”
Upaya Meta Merekrut Tulloch Setelah Gagal Akuisisi Thinking Machines Lab
Sebelum bergabung dengan Meta, Tulloch sempat menjadi sosok kunci di dalam Thinking Machines Lab yang berfokus pada pengembangan sistem AI yang etis dan mudah diakses. Rumor beredar bahwa Mark Zuckerberg berusaha keras untuk mengakuisisi Thinking Machines Lab, namun tawaran itu gagal. Menyusul kegagalan tersebut, Meta kemudian berusaha “membajak” Tulloch dengan paket kompensasi yang dilaporkan bernilai hingga 1,5 miliar dolar AS selama enam tahun. Meta membantah laporan ini, menyebutnya tidak akurat dan berlebihan.
Thinking Machines Lab: Fokus pada Sistem AI Kolaboratif dan Etis
Thinking Machines Lab dikenal sebagai perusahaan yang fokus pada pengembangan AI kolaboratif dan sistem kecerdasan buatan yang dapat diakses oleh lebih banyak orang. Dengan sejumlah besar talenta yang berasal dari perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI, Meta, dan Mistral. Thinking Machines Lab bertujuan untuk menciptakan platform AI generasi berikutnya. Perusahaan ini juga telah mendapatkan pendanaan besar, termasuk 2 miliar dolar AS dari Andreessen Horowitz pada Juli lalu, yang turut diikuti oleh investor besar seperti Nvidia, Accel, dan Cisco.
Andrew Tulloch: Jejak Karier di OpenAI dan Facebook AI Research
Andrew Tulloch bukanlah nama asing di dunia kecerdasan buatan. Sebelum mendirikan Thinking Machines Lab, Tulloch pernah bekerja di OpenAI dan di grup penelitian AI Facebook. Di kedua perusahaan tersebut, ia terlibat dalam pengembangan teknologi AI terdepan yang kini digunakan di berbagai aplikasi dan platform. Pengalamannya ini memberi landasan kuat bagi kontribusinya di dunia kecerdasan buatan, yang kini akan semakin berkembang bersama Meta.
“Baca Juga: Marc-Alexis Cote Ungkap Pengunduran Diri dari Ubisoft Bukan Sukarela”
Perspektif Masa Depan: Apa yang Bisa Diharapkan dari Keberadaan Tulloch di Meta?
Keputusan Tulloch bergabung dengan Meta membuka peluang besar dalam pengembangan kecerdasan buatan yang lebih maju. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Tulloch diharapkan bisa memberikan inovasi baru di dalam proyek AI Meta. Mengingat bahwa perusahaan ini telah menargetkan peningkatan kecerdasan buatan sebagai salah satu fokus utama dalam beberapa tahun mendatang, kehadiran Tulloch menjadi faktor penting untuk membawa Meta ke arah yang lebih progresif dalam teknologi AI.
Secara keseluruhan, langkah ini menjadi babak baru dalam persaingan AI global, yang semakin intens dengan adanya perusahaan-perusahaan besar yang berlomba-lomba untuk mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang lebih etis, efisien, dan dapat diakses oleh berbagai kalangan.





Leave a Reply